Beberapa serial novel yang mengutamakan akhlak dan filsafat adalah bacaan yang merupakan kegemaranku saat ini. Dimana agama ‘TO’ juga merupakan dasarnya. Bukan bermaksud meninggikan filsafat daripada agama, tapi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman saya tegaskan bahwa filsafat berada dibawah agama, karena filsafat hanyalah pemikiran manusia yang amat kritis dan sama sekali tak akan bias menandingi agama. Mungkin filsafat dewasa ini yang terhimpun membentuk agama, yang kemudian kami para muslim mengenalnya sebagai agama diluar agama syamawi atau agama ard/ardhi.
Hanya menangis dan tertawa. Dahulu sewaktu SMA aku membaca bagian depan buku Muhammad Isa Dawud mengatakan bahwa lahir, hidup, kemudian mati, atau mungkin lahir, hidup, letih, masih hidup, dan akhirnya kemudian mati. Terakhir ada sebuah buku yang tidak menjelaskan makna menangis dan tertawa. Kebetulan sekali aku tertarik untuk curhat pada postinganku kali ini. Nach seperti ini curhatku, kalau hidup kemudian mati itu adalah kehiduan, namun didalam hidup hanya ada dua hal, menangis dan tertawa. Maka bersyukurlah orang yang pandai tertawa. Perlu digaris bawahi bahwasannya dalam hidup hanya ada menangis dan tertawa maka itu hanya konotasi singkat, maka tertawa dan menangis dalam hidup juga bermakna tak sebenarnya seperti tertawa pada mulut dan menangis pada mata, namun hal ini karena berbicara masalah filsafat maka letaknya dihati yakni sesuatu yang tak akan pernah bias mengingkari sampai kapanpun.
Hanya menangis dan tertawa. Saat sedih atau marah maka sebetulnya kita sedang menangis, hanya saja karena keadaan kita maka kita tak berani menyatakannya bahwa itu adalah sesuatu yang disebut menangis. Begitu juga sifat sedih seperti kecewa dan yang lainnya. Tentu menangis ini bukanlah hal yang membahagiakan dalam hidup. Selanjutnya adalah tertawa, dimana saat kita mengetahui nilai kebaikan kita, atau kita mengetahui suatu yang menguntungkan, atau yang lain maka kita tertawa. Ironisnya tertawa ini juga bukan merupakan kebahagiaan hidup, hanya topeng saja sebagai penghias yang mutlaknya kita tak bias bahagia penuh hanya dengan tertawa. Hati manapun juga akan menyatakan sependapat terhadap hal ini. Banyak orang yang menyatakan dirinya dalam keadaan negative yang mana mereka dalam keadaan susah, sedih, oh jelas bukanlah hal yang menyenangkan dalam hidup. Banyak pula yang menyatakan bahwa dirinya senang, tak ada yang merugikan dirinya, dan mereka selalu tertawa, tapi mereka juga tak bahagia. Karena seberapa hebat kelucuan atau yang membuat hati senang untuk tertawa pasti akan berakhir juga. Buktinya gak ada orang tertawa lebih dari 7 menit. Sekalipun bias tertawa satu jam,maka setelah itu muram kembali. Maka tertawa juga bukanlah solusi bahagia.
Hanya menangis dan tertawa. Dilihat dari kata, menangis adalah kalimat berawalan me-, yaitu kalimat aktif, pasti menguras energy, membuang waktu dan merugikan. Jadi karena marah, sedih, kecewa, merasa terkhianati, atau yang lain merupakan bagian dari menangis maka jangan berlarut agar tidak merugikan diri kita. Untuk tertawa ini lebih condok kepada akibat. Dimana ada suatu hal yang mendorong kita untuk tertawa, karena tertawa juga bagian untuk kalimat aktif maka juga melelahkan.
Kehidupan yang dahsyat adalah gabungan keduanya, menangis dan juga tertawa. Kenapa demikian?? Mari setelah ini kita merenung masing-masing. Kenapa harus demikian. Kita tengok film luar, baik drama asia, atau film kartun, kesemuanya menggabungkan dua hal bertentangan yang membuat keadaan menjadi dahsyat.
1. Naruto : Hebat sekaligus Bodoh
2. Drama Asia, J-Dorama, K-Dorama, Bollywood : Penuh kesedihan dan kesenangan dengan ending mengharukan
3. Film modern, seperti robot dan adanya mesin waktu : sesuatu yang gak mungkin, tapi semua orang meyakininya mungkin
4. Dll, semakin tersuguhkan tak masuk akal, semakin banyak yang suka, itu juga alas an kenapa cowok gila lebih itu daripada cowok adem ayem.
Kesimpulannya marilah kita tertawa dalam tangisan kita untuk menjadikan penyemangat hidup. Dahulukan menangis daripada tertawa sekalipun ini bertentangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar