Minggu, 06 November 2011

Idul Adha di tanah Orang


Super Zekali,
Sebuah lirik mengatakan demikian, ‘baru aku tau…’.  Begitulah kita, semenjak kecil setiap idul adha selalu terjamin masakan emak usai sholat idul qurban, namun tak demikian halnya dengan sekarang. Tak ada masakan dan tak ada special-spesialnya untuk idul adha kali ini. Tak patut memang untuk didramatisair, malah seharusnya disyukuri. Dengan demikian aku tahu bagaimana keadaan idul adha saat sendiri. Dan aku melewati masa mendatang untuk sekedar merenungi, setiap saat idul adha ayahku tercinta selalu membawa daging yang jumlahnya lebih dari cukup, entah daging kambing atau sapi. Atau tambahan pastinya bila perlu kalau tak masak kokot [kaki kambing] ya masak cetak [kepala kambing]. Masalahnya adalah seperti apakah saat aku menjadi ayah? Apakah aku bias seperti ayahku untuk mempersembahkan yang terbaik buat keluargaku kelak, khususnya anak-anakku. Mampukah aku memiliki koneksi seperti ayahku tercinta?? Mampukah aku membelikan minimal untuk keluargaku daging seperti apa yang telah ayahku lakukan?? Hal seperti inilah yang membuat kita sadar begitu bejatnya kita sebagai anak, tak ada terimakasih special untuk orang tua, very very fucking son, fuck me, ampunilah aku, maafkanlah segalanya, bimbinglah aku.

Maha Besar ALLah. ALLAhu akbar.

Tidak ada komentar:

Pengunjung AgaSta Gantheng

free counters

Entri Populer Blog Ini