Minggu, 28 Juli 2013

Perempuanku ditengah Gurun

Perempuanku ditengah Gurun

Luas panjang dan luas lebar,
terik rangkaian kalimat begitu terasa,
aku pikir terlalu bagiku,
tidak demikian aku,
asaret utigeb tamilak naiakgnar kiret,
begitulah sebelum itu datang padaku.

waktu berlalu setiap detik,
ada hampa dikeramaian,
apakah itu di dalam dadamu, aku bertanya demikian,
dia menjawab bukan.
apakah tak kau rasa hampa itu,
dia menjawab lagi bukan.
oh, kupikir itu kau, kalau begitu keramaian itu berasal darimu.
dia sedikit membentak bertanya padaku, MAKSUDMU!!

aku rasa itu bukan sedikit membentak.
aku tersenyum.
aku tahu dia marah.

apakah harus kukatakan bahwa hatiku yang hampa dan kehidupanmu yang telah

banyak berteriak di dalam hatiku. tidak, aku lelaki dan kau perempuan yang tak

perduli. perempuanku ditengah gurun. bukankah di sana panas. namun kau

adalah perempuanku, kau manusia. aku tak rela membiarkanmu mati kehausan.

bertahanlah semampumu. aku akan menyelamatkanmu atau kita mati bersama.

Hey, bentak dia padaku, MAKSUDMU apa bicara seperti itu.
lelaki disini yang masih tersenyum dengan tangisan hatinya.
lama sekali tersenyum, gurun tempat perempuan itu menelannya tanpa perasaan.

Lama juga hingga akhirnya terucaplah pengakuan dari lelaki itu.
Aku Mencintaimu.

Kemudian lelaki itu tergeletak tak bernyawa.

Ini adalah cerita cinta seorang lelaki bodoh yang ingin menyeimbangkan dirinya

dengan kekasih hatinya.
dia selalu berusaha masuk kedalam kehidupan pujaan hatinya.
perempuanku ditengah gurun maka ia menyeimbangkan kadar air didalam

tubuhnya semirip mungkin dengan kekasihnya.
Cinta memang bodoh, selalu melahirkan kebodohan yang hebat. Bagaimana

cinta bilal bin rabbah kepada rasul. bagaimana seorang ali r.a. terhadap ananda

rasulallah Muhammad. bagaimana Summayyah sang mutjahidin pertama wafat.

namun sebenarnya cinta adalah perlindungan bagi orang yang disayangi.
menurut kisah sahabat, mereka rela mati karena kebenaran yang mereka

perjuangkan. mereka rela disiksa agar yang mereka cintai Allah dan rasul tetap

selamat hingga entah itu kapan waktunya.
apakah itu bodoh? bisa kau katakan demikian.
kita semua tentunya berfikir bahwa yang menganggap demikian bodoh adalah

orang bodoh.
Hanya orang-orang cerdas yang berani melakukan kebodohan untuk cinta.
itu wajar dan sebenarnya itu cerdas.
Yang tidak wajar adalah
Orang-orang bodoh tidak akan pernah melakukan kecerdasan untuk cinta.

Karya AgaSta KhoiruL F 28 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Pengunjung AgaSta Gantheng

free counters

Entri Populer Blog Ini