Minggu, 19 Desember 2010

tips Pacaran.,-

Pacaran tak sekedar pacaran, karena pacaran memiliki seni dan keindahan sebagaimana
kalimat matematika yang terselesaikan. Pacaran tak bisa asal jalan seperti di jalan-jalan desa atau pelosok dengan tujuan asal cepat sampai ditujuan walaupun keadaan jalan seperti jalan kereta api. Pacaran memiliki rambu-rambu tertentu seperti jalanan di kota metropolitan lengkap dengan jalur masing-masing seperti jalan tol hingga trotoarnya. Pacaran memang hal baru, tapi pacaran tak bisa dibuktikan sebagai hal yang bid’ah. Pacaran itu ya PACARAN.

5 kalimat pembuka memang saya sengaja diawali dengan kata pacaran. Dan mengapa harus lima, karena melambangkan kekuatan pacaran bagaikan kekuatan pandawa [asline gak nyambung, tapi dipekso-pekso ae].

Pertama, pacaran dan matematika. Semua orang tau matematika, semua orang bisa mengerjakan matematika, tapi tak semua orang dapat tersenyum dan bersahabat dengan matematika [gue juga demikian, tapi jangan bilang siapa-siapa, soalnya gue malu]. Lanjut, demikian halnya dengan pacaran, semua orang tau pacaran, dan semua orang mengerjakan yang namanya pacaran, tapi tak semua orang dapat tersenyum dan bersahabat dengan pacaran [gue gue bisa tersenyum dan bersahabat dengan pacaran, bilang aja sama siapa-siapa, soalnya gue gak malu]. Bertanya kemanapun tentang pacaran pasti akan mendapat hasil yang sama dengan logika sama. Tapi sayangnya sampai sekarang kita tak tau persis apa itu pacaran. Yang kita tau hanya sebatas pacar. Itupin hanya berbentuk subjek atau objek yang tanpa predikat dan keterangan. Matematika pun mau ditanyakan pada siapapun pasti jawaban hanya berkutat disekitar kalkulasi. Tapi sayangnya kita tak tau persis apa itu kalkulasi. Yang kita tau dari matematika hanya sebatas hurUf M A T E K, karena huruf matia masih jauh tersembunyi. Dan MATEK itupun hanya sebatas predikat dan keterangan, bukan subjek atau predikat. Jadi dalam menjalani hidup yang utuh harus ada susunan Subjek, Predikat, Objek, dan keterangan. Makanya dalam hidup pasti ada yang namanya matematika dan pacaran.

Kedua, pacaran dan tujuan. Pacaran tak bisa asal jalan seperti di jalan-jalan desa atau pelosok dengan tujuan asal cepat sampai ditujuan walaupun keadaan jalan seperti jalan kereta api. Setiap menuju suatu tempat pasti ada cara untuk mencapai tujuan sampai ketempat tersebut.


Ketiga, pacaran dan keadaan jalan. Pacaran itu layaknya berkendara, harus jalan sesuai aturan. Saat kita merasakan ataumelihat lampu merah maka hentikan laju kita atau kalau tidak kita pasti akan melakukan kegiatan menabrak atau ditabrak. Saat lampu merah turun menjadi orange maka kita mulai dengan gigi satu untuk kembali ke jalur. Jangan sampai berhenti, karena kita akan membuat kekacauan saat berhenti. Saat lampu berganti warna hijau maka jalanlah sesuai aturan. Dengan eksplanasi dan deskripsi ini tentunya dapat diaplikasikan saat pacaran.


Keempat, pacaran itu bid’ah atau bukan ya? Pacaran itu bukan bid’ah, memangnya nabi yang mendapat wahyu bisa menentukan hukum suatu perkara. Pacaran itu bukan hal baru atau bid’ah, tapi haram. Ups, seperti apa dulu pacarannya, kalau pacaran tingkat tinggi sich jelas haram. Kriteria seperti apa sich yang memasuki level pacaran tingkat tinggi. Sangat mudah kok untuk menentukan kriteria ini. Selama pacaran lebih dari atau sama dengan pegang-pegang maka itu haram dan BUKAN BID’AH. 100% dijamin BENAR. Mau ditanyakan siapaun selama belum halal secara agama ya tetep aja haram.

Kelima, pacaran ya pacaran. Enggak kok, gue gak pacaran. Mau dibilang g pacaran kalau modelnya seperti pacaran ya dosanya malah berlipat. Udah nglakuin yang haram ditambah munafik. Gila ya. kalau begini keadaannya AgaSta mending pilih Maria Ozawa yang mengakui statusnya sebagai miyabi, daripada milih status teman tapi mesra.

Kesimpulannya; Udah cepetan cari Pacar, tapi jangan Pacaran.,-
agasta2007.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Pengunjung AgaSta Gantheng

free counters

Entri Populer Blog Ini