Minggu, 10 April 2011

Karena aku Pelajar,.-


Karena aku pelajar.
Semua pertanyaanmu padaku mungkin terjawab semua dengan kalimat karena aku pelajar. Subjek atau subjek atau keterangan yang tak jelas memang terkadang cukup untuk menjelaskan.
Kenapa sich kamu marah? Karena aku pelajar, wajar donk. Kenapa sich kamu pintar? Karena aku pelajar, seharusnya kan demikian. Kenapa kamu bercanda melulu? Karena aku pelajar, namanya juga lagi belajar, salah ngguyu bener ngguyu. Dan juga pertanyaan lain yang seirama akan terjawab demikian.
Apa sich kendalanya saat menjadi pelajar? Sebenarnya masalah kendala itu banyak ya, tapi tergantung kan seberapa besar dan kecil dari kendala itu. Mungkin dapat disimpulkan demikian, karena aku pelajar terkadang susah untuk memulai dan meneruskan. Kalau tidak salah kata kholifah Umar [namanya juga pelajar jadi memakai kalimat kalau tidak salah itu bukan masalah] janganlah kamu belajar karena menginginkan kehormatan seperti ingin menyaingi ulama’ dan janganlah kamu berhenti belajar karena kamu bosan. Susah ya, jelas susah donk. Kan pelajar, jadi kalimat begini aja harus diulang dan dipahami betul.
Kendala selanjutnya adalah jika seorang pelajar bertanya pada pelajar lain. Apalagi materinya baru mereka kenal. Tentu akan susah menemukan jalan keluar. Padahal hal ini mudah saja, tinggal lurus kira-kira 8 meter terus ada perempatan belok kanan notok ketemu dech disana jalan keluarnya. Bercanda. Namanya jalan keluar bisa bermacam-macam namanya, ada yang pakek nama Al-Ihsan, Al-Hikam, Al-Kautsar, tapi kayaknya tak ada yang namanya Al-Qoriah. Apapun namanya kitabnya pasti AL-Quran. Kitab yang simpel, cuman satu dan tak terbagi, gak njlimet koyok raimu, juga sederhana, karena pembuatnya adalah desainer seluruh otak mulai adam sampai manusia terakhir.
Pertanyaan yang salah akan menghasilkan jawaban yang salah. Pertanyaan yang benar namun dijukan pada orang yang salah akan menghasilkan jawaban yang kurang benar pula. Pertanyaan yang benar ditujukan pada orang yang benar, tapi disampaikan dengan cara yanag salah juga tentunya kurang efisien. Jadi untuk bertanya kita harus tau seperti apa pertanyaan kita. Misal, tanpa mengenal air kita bertanya air putih itu seperti apa ya? Pasti dijawab, air yang putih, bening, menyegarkan, dan dapat diminum. Ini benar. Kalau ditinjau lagi maka air hujan juga air putih. Terus kalau ini jadi salah pengertian maka saat kita di warung dan minta air putih jika kita dikasih air hujan gak masalah to.
Nach, untuk menghasilkan jawaban yang benar harus pada sumber kebenaran. Allah saja di dunia ini yang merupakan sumber kebenaran. Kitabnya saja dibuka dengan AL-Fatehah yang mungkin sebagai pengantar keseluruhan. Setelah itu kalimap awal mengatakan Ini Kitab. Kan semua udah tau ya, kalau kitab itu pasti penting banget. Next, tidak ada keraguan didalamnya. Manteb kan isinya. Petunjuk bagi orang bertakwa. Tapi jangann sampai seperti orang kafir yang diberi peringatn atau tidak sama saja baginya [-nya disini bisa diartikan mereka]. Dan parahnya lagi bila dikatakan pada mereka Janganlah berbuat kerusakan di bumi. Teroes opo jawabane wong cengoh iku, sesungguhnya kami orang-orang yang berbuat kebaikan. Ya bisa jadi termasuk degngan membuat gedung DPR yang cuman seharga sejuta itu.

Kesimpulannya : Mari, kita belajar mengenai apapun melalui kitab kita AL-Quran. Boleh dibaca siapa saja, karena bukan konten dewasa seperti kitab kebanyakan. Boleh dibaca kapan saja, kan ibaratnya Al-Quran adalah surat cinta Allah untuk kita. Yang paling penting diamalkan yaw. Satu lagi, kita semua manusia adalah pelajar. Jadi pelajari tentang ruang-ruang manusia.-

Tidak ada komentar:

Pengunjung AgaSta Gantheng

free counters

Entri Populer Blog Ini