Suatu hari aku duduk sendiri di depan teras rumah.
Saat aku melihat benda berloncat-loncatan aku sepele saja membiarkannya berlalu, karena aku tahu itu adalah seekor kodok.
Lambat laun aku juga tertarik dan melihatnya lebh eliti lagi.
Tak kusangka sang kodok berbicara padaku dengan suara kasar, "Kenapa kamu, kok melihat kearahku seperti itu!".
Aku menjawab : "Kamu itu Lho kodok kok sukanya lompat-lompat, gak capek apa?"
Kodok : "Apa urusannya sama kamu? terserah aku donk!"
Aku : " Iya, tapi habis loncat diem, loncat lagi diem lagi, kan lambat, teus capek."
Kodok : " Sudahlah, kamu mau samakan aku dengan makhluk lainnya yang standar, yang selalu berjalan. aku punya kaki untuk melompat melebihi makhluk lain, aku bisa hidup di dua alam, aku punya lidah cekatan, urus saja pekerjaanmu, jangan kau urus pekerjaanku, toh aku baik-baik saja tanpa ada siapapun mengganggu dan ikut campur dalam hidupku."
Aku : tersenyum.
Kesimpulannya : Inilah fabel tentang kodok. merasa dirinya baik dan bahkan lebih baik daripada makhluk lainnya. merasa kuat dan sempurna dengan kehdupannya sndiri. Tidak membutuhkan yang lain. Bergerak sombong dengan melompat. Merasa dirinya berbeda dengan makhluk lain. Tapi sebenarnya dia adalah kodok, sama seperti kodok-kodok lainnya. Introspeksi diri dengan berkaca, apakah 'aku' sama seperti kodok diatas. Tidak mau mendengarkan makhluk lain berbicara. Dan tetap dengan percaya dirinya membanggakan diri sendiri.
Hak cipta harap dihargai. Copas dengan menyertakan alamat.
Karangan AgaSta.
http://agasta2007.blogspot.com
Saat aku melihat benda berloncat-loncatan aku sepele saja membiarkannya berlalu, karena aku tahu itu adalah seekor kodok.
Lambat laun aku juga tertarik dan melihatnya lebh eliti lagi.
Tak kusangka sang kodok berbicara padaku dengan suara kasar, "Kenapa kamu, kok melihat kearahku seperti itu!".
Aku menjawab : "Kamu itu Lho kodok kok sukanya lompat-lompat, gak capek apa?"
Kodok : "Apa urusannya sama kamu? terserah aku donk!"
Aku : " Iya, tapi habis loncat diem, loncat lagi diem lagi, kan lambat, teus capek."
Kodok : " Sudahlah, kamu mau samakan aku dengan makhluk lainnya yang standar, yang selalu berjalan. aku punya kaki untuk melompat melebihi makhluk lain, aku bisa hidup di dua alam, aku punya lidah cekatan, urus saja pekerjaanmu, jangan kau urus pekerjaanku, toh aku baik-baik saja tanpa ada siapapun mengganggu dan ikut campur dalam hidupku."
Aku : tersenyum.
Kesimpulannya : Inilah fabel tentang kodok. merasa dirinya baik dan bahkan lebih baik daripada makhluk lainnya. merasa kuat dan sempurna dengan kehdupannya sndiri. Tidak membutuhkan yang lain. Bergerak sombong dengan melompat. Merasa dirinya berbeda dengan makhluk lain. Tapi sebenarnya dia adalah kodok, sama seperti kodok-kodok lainnya. Introspeksi diri dengan berkaca, apakah 'aku' sama seperti kodok diatas. Tidak mau mendengarkan makhluk lain berbicara. Dan tetap dengan percaya dirinya membanggakan diri sendiri.
Hak cipta harap dihargai. Copas dengan menyertakan alamat.
Karangan AgaSta.
http://agasta2007.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar