Membeli sarapan dan mendengar anak SD bertanya pada temannya, "Koen sangu piro?". Teringat saat aku kecil dahulu, setiap pertanyaan dari anak kecil adalah tulus dan murni, tak ada rasa negatif didalamnya. Aku juga tau ketika anak kecil itu berumur 20 pasti merekapun juga akan mengikuti keadaan, bertanya kalau hal tersebut menguntungkan dirisendiri, bertanya kalau dirinya menganggap dengan pertanyaan tersebut kita mendapatkan sesuatu yang kiranya itu tak patut diharapkan, atau bertanya untuk menjatuhkan lawan.
Hal-hal tersebut bisa saja terjadi disetiap manusia, tapi lumrahnya demikian adalah kaum elit politik. Untuk anak desa seperti AgaSta semoga model-model tersebut akan jauh dan tak kelihatan. Tapi hal ini bukan berarti aku tak mau bertanya. Aku hanya ingin bertanya tulus seperti anak kecil yang penuh parsahabatan, "Koen sangu piro?" dimana jawaban dari pertanyaan anak-anak kecil selalu akan mereka pertimbangkan dan menjadi nilai tersendiri.
Hal-hal tersebut bisa saja terjadi disetiap manusia, tapi lumrahnya demikian adalah kaum elit politik. Untuk anak desa seperti AgaSta semoga model-model tersebut akan jauh dan tak kelihatan. Tapi hal ini bukan berarti aku tak mau bertanya. Aku hanya ingin bertanya tulus seperti anak kecil yang penuh parsahabatan, "Koen sangu piro?" dimana jawaban dari pertanyaan anak-anak kecil selalu akan mereka pertimbangkan dan menjadi nilai tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar