Zafira masih terdiam dan masih bersedih. Ingin sekali
dekapan ibunya tak terlepas, dan ingin sekali Zafira kembali manja pada ayah
ibunya seperti dia masih di taman kanak-kanak dulu. Zafira ingat saat ia
ditembak bahagia oleh ayahnya. Sepulang dari kerja ayah Zafira membawa hadiah
jilbab pink dengan motif kupu-kupu yang indah. Tak lama setelah itu ternyata
masih ada jilbab hijau muda dengan motif yang sama. Ia ingat sekali dan bahagia
sekali pada ayahnya. Ayah yang sederhana, apa adanya, memberi apa yang Zafira
butuhkan, dan menahan apa yang Zafira inginkan demi kebaikan Zafira.
Cinta bisa merubah segalanya. Nampakanya kalimat ini benar
susunannya dan nyata terjadi dalam setiap kehidupan. Dan kalau cinta bisa
merubah segalanya, maka segalanya berubah tanpa cinta. Contoh, ketika seorang
ayah Zafira saat masih lajang, beliau pekerja keras dan hidup mencari nafkah
hanya seadanya dan sederhana sekali, namun saat ia menikah, ayah Zafira bak
mesin uang di desanya, bersama dengan cinta istrinya ayah Zafira lebih
bersemangat dan terang dalam mencari dunia demi kebahagiaan mereka berdua. Pun saat
mendengar kehamilan istrinya, ayah Zafira si mesin uang menjadi mesin uang yang
cemerlang. Bagaimana tidak, jika mesin uang tersebut kita sapa assalamualaikum,
maka mesin uang tersebut menjawab salam dengan penuh kebahagiaan. Hal ini
menggambarkan cinta dan imannya kepada ALLAH. Masih banyak dan sangat mudah
menemukan bukti bahwa cinta bisa merubah segalanya. Begitu juga kelanjutannya,
segalanya berubah tanpa cinta. Zafira yang periang menjadi kurang bersemangat.
Zafira yang senantiasa menampakkan wajah bereri-seri dan sering tersenyum kini
menjadi pemuram. Jangankan tersenyum pada individu lain, bahkan tersenyum pada
dirinya saja tak lagi dapat ditemukan. Sekalipun ini telah berlalu setahun,
atau berapapun lamanya, memang benar pula kalimat segalanya berubah tanpa
cinta.
Zafira menuju ranjangnya dan tidur sejenak sambil mengusap
air matanya yang menetes kembali. Mungkin muka Zafira saat itu bisa dikatakan
muka ganjil. Dalam keadaan menangis, namun Zafira tersenyum cantik.
Padahal Zafira sedang sangat bersedih.
Zafira tersenyum pada apa yang Zafira rasakan, mungkin senyum sindiran bagi
dirinya sendiri. Itu artinya ini adalah senyuman pahit. Sambil berfikir, Zafira
berbincang dengan dirinya sendiri. Bukankah Zafira baik dalam beribadah, tapi
kenapa serasa ALLAH tak mengabulkan doanya. Atau ini hanya salah kaprah Zafira
karena sudah merasa baik dalam beribadah. Oh tidak, Zafira beribadah dengan ilmu
yang sudah Zafira dapat dari sumber yang insya ALLAH benar. Atau mungkin doa
Zafira yang tidak terdengar oleh ALLAH. Bagaimana bisa tidak terdengar,
bukankah ALLAH maha Mendengar. Iya, ALLAH maha Mendengar, tapi ALLAH juga maha
Berkehendak, barangkali ALLAH memang tidak mau mendengar doa Zafira. Bertambah murunglah
Zafira. Astagfirullah, jika benar ALLAH tak berkehendak mendengar doaku, lantas
karena apa ALLAH tak mau mendengarku. Bukankah aku berdoa istiqomah.
Tangan Zafira bergerak mengambil kitab suci yang berada di
meja. Sembarang saja Zafira membuka, dibacanya terjemah surat AL Imran, yaitu
mulai ayat 14 :
14. Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
15. Katakanlah:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal
didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta
keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
16. (Yaitu)
orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka
ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"
17. (yaitu)
orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya
(di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar