Ini adalah ceritaku.
tiga tahun lamanya aku melepas SMA, dan saat itu adalah aku
mengambil keputusan untuk mengasingkan diri. Aku rasa ini adalah keputusan yang
hanya aku seorang yang mengambilnya, tapi kelihatannya beberapa teman dekatku
juga mengambil keputusan yang sama. Lucu bukan? Ironis juga.
Aku adalah orang yang kembali ditahun ke-5, aku adalah orang
yg mencari teman dekatku semua, aku ingin bertemu mereka dalam satu waktu.
Usaha sudah dan aku belum cukup berhasil, separuh dari teman dekatku tidak
dapat berkumpul. Apakah aku sedih? Iya aku sedih, aku seperti kupu-kupu tidak
disiang hari, entah menggunakan apa aku melihat.
Aku ingin berkata, dunia kau bangsat, dewasa kau bajingan,
agasta kau kecil.
Aku piker aku adalah bongkahan karang yang besar dan kuat
sebesar bulan yang tenggelam di samudera. Tapi kenyataannya aku adalah jarum,
mungkin jarum pentul yang memiliki pengapung.
Perjalanan pencarian temanku adalah saat aku merasa suatu
waktu aku dingin, dingin sekali, berkeringat siang dan malam selama
berhari-hari, dan aku dingin.
Hahahaha, aku tau inilah kisah sastra. Aku sastrawan dan aku
harus. Benar, aku harus.
Nampaknya aku stress, cukup lama dingin yang kurasakan,
sekiranya diukur waktu pernah aku merasakan dingin ini sama panjangnya dengan
waktu saat mawar tumbuh dan berhasil menciptakann bunga pertamanya secara indah
dan sempurna.
Saat itulah aku terbangun masih dalam keringat. Seharusnya
aku sudah seperti pencapaian bunga mawar, dimana teman-temanku bermekaran untuk
bunga pertamanya, menebarkan wangi gelar yang ia peroleh, namun aku masih saja
dalam sama.
Namun yang menjadi peningkatan adalah, di tahun kelima ini
aku bertemu 4 dari teman dekat sekelasku sewaktu SMA,yang gak pernah ketemu itu
si ana sahib sama si yeni rahmawati, sebenarnya aku butuh ketemu bareng semua lagi,
tapi ya sudahlah sang Maha Pencipta tidak mengizinkan inginku.
So cukup disini ceritanya. Teman itu harus diperjuangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar